Bisakah Kita Menghitung Nikmat Allah?
Hai guys, pernah nggak sih kalian lagi santai terus tiba-tiba kepikiran, "Wah, banyak banget ya nikmat Allah yang dikasih ke kita?" Nah, pertanyaan ini nih yang sering banget muncul di benak kita, apalagi kalau lagi merenung. Dapatkah manusia menghitung nikmat Allah subhanahu wa ta'ala? Ini bukan pertanyaan receh lho, tapi justru pertanyaan mendalam yang bisa bikin kita makin bersyukur. Coba deh bayangin, dari bangun tidur sampai mau tidur lagi, berapa banyak hal baik yang Allah kasih? Mulai dari oksigen yang kita hirup gratis, air yang kita minum, makanan yang kita makan, sampai kesehatan yang kita punya. Belum lagi nikmat yang nggak kasat mata, kayak rasa cinta sama keluarga, teman-teman yang baik, sampai kesempatan buat berbuat baik. Semua itu adalah bentuk kasih sayang Allah yang tiada tara. Kadang kita suka lupa ya, guys? Saking banyaknya nikmat itu, kita jadi nganggepnya biasa aja. Padahal, kalau dipikir-pikir lagi, semua itu adalah anugerah yang luar biasa. Makanya, penting banget buat kita buat selalu ingat dan bersyukur. Artikel ini bakal ngebahas lebih dalam soal ini, biar kita makin sadar betapa beruntungnya kita jadi hamba Allah.
Memahami Konsep Nikmat Allah yang Tak Terhingga
Nah, sebelum kita ngomongin soal bisa nggaknya ngitung nikmat Allah, kita perlu paham dulu nih, apa sih sebenarnya yang dimaksud nikmat Allah itu? Gampangnya, nikmat Allah itu segala sesuatu yang diberikan Allah kepada hamba-Nya, yang membawa kebaikan, kebahagiaan, dan kemudahan dalam hidup. Ini nggak cuma soal harta benda atau kesehatan aja, lho. Nikmat Allah itu luas banget, mencakup segala aspek kehidupan kita. Mulai dari hal yang paling mendasar kayak bernapas, melihat, mendengar, sampai hal-hal yang lebih kompleks kayak kecerdasan, kemampuan berpikir, perasaan, dan juga kesempatan untuk beribadah. Dapatkah manusia menghitung nikmat Allah subhanahu wa ta'ala? Jawabannya, secara harfiah, tidak bisa. Kenapa? Karena jumlahnya itu benar-benar nggak terhingga, guys. Coba deh renungkan, dari ujung rambut sampai ujung kaki, ada berapa banyak organ yang Allah ciptakan dengan sempurna di tubuh kita? Tiap organ punya fungsi vital yang saling melengkapi. Belum lagi sistem-sistem yang bekerja di dalam tubuh kita, kayak sistem pernapasan, pencernaan, peredaran darah, dan lain-lain. Semua itu bekerja tanpa kita sadari, tanpa kita perintahkan, dan semuanya adalah nikmat. Terus, pikirin juga soal alam semesta. Matahari yang ngasih kehangatan dan cahaya, bulan dan bintang yang menghiasi malam, hujan yang ngasih kehidupan, tanah yang subur buat nanam makanan. Semuanya itu udah diatur sedemikian rupa sama Allah biar kita bisa hidup nyaman di dunia ini. Kalau kita coba hitung satu-satu, pasti nggak akan ketemu ujungnya. Ibnu Katsir dalam tafsirnya pernah menjelaskan bahwa nikmat Allah itu dibagi menjadi dua: nikmat yang terlihat (dzahir) dan nikmat yang tersembunyi (bathin). Nikmat yang dzahir itu kayak kesehatan, harta, keluarga, dan lain-lain. Sedangkan nikmat bathin itu kayak iman, Islam, ketenangan hati, hidayah, dan lain-lain. Nah, nikmat bathin ini justru yang paling berharga, tapi seringkali nggak kita sadari atau bahkan kita syukuri. Makanya, kalau ditanya bisa nggak ngitungnya, jawabannya adalah mustahil. Tapi, bukan berarti kita nggak boleh berusaha mengenali dan mensyukurinya ya. Justru dengan menyadari ketakterhinggaan nikmat-Nya, kita jadi makin terdorong untuk lebih giat beribadah dan berbuat baik sebagai tanda terima kasih kita.
Ayat Al-Qur'an dan Hadits Tentang Nikmat Allah
Ngomongin soal nikmat Allah, udah pasti ada dong dalilnya dari Al-Qur'an dan hadits. Ini penting banget buat kita pegang sebagai pedoman. Salah satu ayat yang paling sering kita denger dan jadi pengingat adalah firman Allah dalam surat QS. Ibrahim ayat 34: "Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya tidak dapat kamu menguasainya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat)." Nah, dari ayat ini aja udah jelas banget kan, guys? Allah sendiri yang bilang kalau kita nggak akan bisa menghitung nikmat-Nya. Kata "menguasainya" di sini bisa diartikan sebagai menghitung sampai habis atau memahami sepenuhnya. Ini menegaskan kembali bahwa nikmat Allah itu saking banyaknya, sampai nggak terjangkau oleh perhitungan manusia. Ayat ini juga ngingetin kita kalau manusia itu cenderung zalim dan ingkar nikmat. Maksudnya gimana? Ya, kadang kita suka ngeluh padahal udah dikasih banyak, atau lupa bersyukur pas lagi senang, tapi baru inget pas lagi susah. Astagfirullahaladzim. Selain QS. Ibrahim ayat 34, ada juga ayat lain yang senada, misalnya di QS. An-Nahl ayat 18: "Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." Ayat ini memperkuat makna yang sama, bahwa menghitung nikmat Allah itu nggak mungkin. Tapi, di akhir ayatnya, Allah juga ngingetin kita kalau Dia Maha Pengampun dan Maha Penyayang. Ini artinya, meskipun kita sering lupa bersyukur, Allah tetap membuka pintu ampunan-Nya, asalkan kita mau bertaubat dan berusaha jadi lebih baik. Terus, kalau di hadits, banyak juga lho riwayat yang ngajarin kita buat bersyukur. Rasulullah SAW bersabda, "Pandanglah orang yang berada di bawahmu (dalam urusan dunia), dan janganlah memandang orang yang berada di atasmu (dalam urusan dunia). Hal itu akan membuatmu lebih sedikit menganggap remeh nikmat Allah." (HR. Bukhari dan Muslim). Hadits ini simpel tapi maknanya dalem banget, guys. Kalau kita sering banding-bandingin diri sama orang yang lebih kaya atau lebih sukses, ujung-ujungnya kita malah nggak bersyukur. Tapi kalau kita lihat orang yang kondisinya di bawah kita, kita jadi sadar betapa beruntungnya kita. Jadi, intinya, Al-Qur'an dan hadits itu jelas banget ngasih tahu kita kalau nikmat Allah itu nggak terhitung, dan kita diperintahkan untuk terus bersyukur atas segala pemberian-Nya, sekecil apapun itu. Jangan lupa juga buat terus belajar dan merenungkan ayat-ayat ini ya, biar iman kita makin kuat.
Mengapa Manusia Sulit Menghitung Nikmat Allah?
Nah, sekarang kita bahas nih, kenapa sih kita sebagai manusia itu sulit banget buat ngitung nikmat Allah? Padahal kan kalau dipikir-pikir, kalau mau dicatet, mungkin aja kan? Eits, jangan salah, guys. Ada beberapa alasan mendasar kenapa hal ini jadi mustahil buat kita. Pertama, keterbatasan akal dan ilmu kita. Akal manusia itu terbatas, guys. Kita nggak bisa memahami segala sesuatu, apalagi memahami kebesaran dan keluasan ilmu serta kekuasaan Allah. Nikmat yang Allah kasih itu bersumber dari ilmu-Nya yang meliputi segalanya. Sementara kita? Jangankan mau ngitung jumlah nikmat-Nya, memahami satu nikmat aja secara mendalam itu udah susahnya minta ampun. Coba deh pikirin, gimana cara kerja jantung kita? Gimana proses fotosintesis pada tumbuhan? Gimana alam semesta ini berputar? Kita cuma tahu sebagian kecil aja, tapi detailnya? Wah, itu di luar jangkauan kita. Setiap detil kecil dalam penciptaan itu adalah nikmat yang nggak terhitung. Kedua, sifat dasar manusia yang lupa dan lalai. Sifat ini udah nempel banget sama kita, guys. Seringkali, pas lagi enak, kita lupa sama siapa yang ngasih enak itu. Pas lagi sehat, kita lupa sama siapa yang ngasih sehat itu. Kita gampang terbuai sama kesenangan duniawi dan jadi lalai sama kewajiban kita sama Allah. Lupa bersyukur, lupa berdoa, lupa nginget Allah. Jangankan ngitung nikmat, mensyukuri yang udah ada aja kadang masih kelewat. Ini yang bikin kita merasa nikmat itu nggak banyak, padahal sebenarnya banyak banget tapi nggak kita sadari. Ketiga, nikmat Allah itu terus bertambah dan nggak pernah putus. Bayangin aja, setiap detik, setiap menit, Allah ngasih kita nikmat baru. Mulai dari sel-sel tubuh kita yang terus beregenerasi, udara yang terus tersedia, sampai kesempatan baru yang Allah buka setiap harinya. Kalau kita lagi asik ngitung, eh tiba-tiba Allah ngasih nikmat baru lagi. Jadi ya pasti nggak akan kelar-kelar. * Ibaratnya kayak kita lagi ngitung pasir di pantai, pas lagi asik ngitung, eh ada ombak datang bawa pasir baru lagi.* Mustahil kan? Keempat, ada nikmat yang sifatnya abstrak dan tak terukur. Kayak nikmat iman, nikmat Islam, nikmat hidayah, nikmat ketenangan hati, nikmat cinta Allah, dan lain-lain. Gimana cara ngitungnya? Nggak ada timbangan atau alat ukur yang bisa ngukur seberapa besar nikmat ketenangan hati yang Allah kasih. Ini adalah nikmat paling berharga, tapi justru paling sulit kita kuantifikasi. Jadi, wajar banget kalau kita sebagai manusia nggak bisa menghitung nikmat Allah. Ini justru jadi pengingat buat kita, bahwa kita ini makhluk yang kecil dan lemah, sementara Allah itu Maha Besar dan Maha Segalanya. Kesadaran ini seharusnya bikin kita makin rendah hati dan makin berserah diri sama Allah.
Cara Mensyukuri Nikmat Allah yang Tak Terhingga
Oke guys, jadi kita udah sepakat ya kalau nikmat Allah itu mustahil dihitung. Nah, terus gimana dong cara kita ngucapin terima kasih atau mensyukuri nikmat yang begitu banyak itu? Tenang aja, Allah itu Maha Tahu kok, Dia nggak minta kita ngitung satu-satu. Yang penting adalah niat dan usaha kita buat terus bersyukur. Cara mensyukuri nikmat Allah itu ada banyak banget, dan yang paling penting adalah melakukannya dengan tulus dari hati. Pertama, mengucapkan Alhamdulillah. Ini cara yang paling simpel tapi paling ampuh. Lisan kita mengucapkan "Alhamdulillah", tapi yang lebih penting adalah hati kita yang beneran ngerasain syukur itu. Ucapkan kapan aja, di mana aja. Pas bangun tidur, pas makan, pas lagi sehat, pas lagi seneng, bahkan pas lagi susah pun kita harus cari celah buat bersyukur. Coba deh mulai sekarang, setiap kali Allah ngasih sesuatu, langsung ucapin "Alhamdulillah" dalam hati. Kedua, menggunakan nikmat untuk kebaikan. Allah ngasih kita kesehatan, waktu luang, harta, ilmu, itu semua bukan buat dipake buat maksiat atau hal-hal sia-sia, guys. Tapi justru buat modal kita berbuat baik. Kalau punya badan sehat, ya gunakan buat ibadah, bantu orang tua, kerja yang bener. Kalau punya harta, ya infaq, sedekah, bantu fakir miskin. Kalau punya ilmu, ya disebarin ke orang lain biar bermanfaat. Ini namanya syukur yang hakiki, yaitu syukur dengan perbuatan. Allah suka banget sama hamba-Nya yang memanfaatkan nikmat-Nya di jalan yang benar. Ketiga, menjaga dan tidak menyia-nyiakan nikmat. Nikmat itu titipan dari Allah, jadi kita wajib menjaganya. Jangan malah dirusak atau disia-siakan. Contohnya, kita dikasih nikmat akal, jangan dipake buat mikirin yang nggak-nggak. Dikasih nikmat kesehatan, jangan malah dipake buat maksiat. Dikasih nikmat rezeki, jangan dipake buat boros atau foya-foya. *Menjaga nikmat itu sama aja kayak kita ngingetin diri sendiri, "Wah, ini titipan berharga nih dari Allah, harus dijaga baik-baik."